Selasa, 19 Mei 2009

Sahabat, Episode 1

Perkenalkan
Donal, seorang pria tengah baya yang penuh dengan trik dalam kehidupan sosialnya. Tanpa bermaksud menjatuhkan, terkadang sifatnya dalam melakukan propaganda di pertemanan cukup membuat geleng-geleng pinggang. Jenggot setengah lebat menggantung lembut diujung dagu, senada dengan warna bingkai kacamata miliknya yang bernuansa klasik 70 an. Tak lupa jambang yang sedikit ikal menambah kesan "vintage" pada wajahnya yang berwarna coklat pastel. Asap rokok seakan tak pernah berhenti mengepul dari sela-sela giginya yang kurang terawat. Seringkali mencoba berbagai jenis tampilan berani melalui pakaian-pakaian yang diperolehnya dari berbagai pasar pakaian ex-china. Tak ayal berbagai pujian dari teman-temannya sering mampir pada dirinya. Satu hal, Donal punya loyalitas cukup tinggi dalam hal-hal yang dapat mengangkat performanya sebagai individu.

Arjo, pria temperamental yang seringkali terjebak dalam situasi dilematis di lingkungannya. Tato kecil berwarna hitam mencoba untuk eksis di betis kiri menyaingi warna kulitnya. Seorang pegawai negeri eselon terendah pernah menjadi sasaran bogem mentahnya di sebuah stasiun kereta api, hanya karena Arjo tersinggung dengan lirikan mata PNS tersebut setelah tersenggol kaca spion mobil jip miliknya. Tubuhnya yang terhitung langsing kering seringkali mengundang pertanyaan keluarganya, kemana perginya makanan-makanan khas kota Pemalang yang selalu disediakan dirumahnya setiap hari. 

Irpan, ide-ide kreatif seringkali muncul dari pikiran pria penikmat makanan instan ini. Rambut belah dua ala Aaron Carter sempat menjadi trade mark yang merugikan, akunya suatu saat. Tentu saja pernyataan Irpan bertolak belakang dengan kenyataan sebenarnya bahwa banyak gadis-gadis remaja di wilayah kampung Sengon sempat tergila-gila memujanya. Keahliannya dalam bermain sepatu roda semakin mengibarkan namanya. Tabiat "ketinggalan dompet" adalah kondisi yang sering muncul ketika makan bersama teman-teman di luar. Dengan dalih akan diganti kemudian, teman-temannya lebih memilih untuk merelakan uangnya sebagai hibah mengingat jumlahnya yang tak seberapa. Atap Kereta Rel Listrik menjadi pilihan baginya untuk menikmati perjalanan menuju tempat sekolahnya dulu. Alhasil bau matahari bercampur listrik menjadi aroma khas pria asal Minangkabau ini.

 Rojak, penggemar sate padang yang selalu berteriak nyaring kalau motornya disalip angkot. Beberapakali kuda besinya itu tersungkur kedalam selokan karena tabiat buruknya dalam berkendara. Seminggu dua bahkan tiga kali selalu mencuci helm full face replika Doni Tata miliknya karena Rojak percaya bahwa kebersihan helm juga termasuk bagian dari citra dirinya. Salah satu keberhasilan hidup yang dimilikinya adalah kumis dan janggut yang akhirnya tumbuh setelah beberapa botol firdaus oil dioleskan dengan penuh perhitungan dan doa. Tak ayal penampilannya saat ini terlihat lebih matang seiring usianya yang sudah memasuki Stage 3.

 Rusli, tak bisa mengatakan tidak tatkala petai balado terhidang di hadapannya. Seakan tak peduli nasib anggota keluarga yang lain, Rusli kerap "mengamuk" ketika menyantap hidangan favoritnya itu. Terkadang orang tuanya hanya bisa mengurut dada ketika satu loyang petai tandas dalam kecepatan yang membuat sebagian orang berdecak kagum. Pernah suatu saat terlintas dibenaknya mengontak MURI untuk mencatat rekor terbanyak menghabiskan biji-biji petai dalam satu menit. Sontak keluarganya menahan niat Rusli karena takut menanggung malu ketimbang bangga.

 Aldo, lelaki flamboyan yang gemar meluncur ke pusat kota di tengah malam. Bayang-bayang kesuksesan bapaknya melekat pekat pada keseharian ayah dua anak ini. Kerap kali menjadi bulan-bulanan di lingkungan pertemanan, keluarga, pekerjaan, pengajian, Karang Taruna hingga pasar onderdil. Sempat kehilangan gigi depannya karena mencoba bertingkah ekstrem ketika menonton sebuah pertunjukan musik. Gigi emas sempat menjadi pilihan utama ketika dokter mencoba menawarkannya. Mengingat sifatnya yang suka melego barang pemberian orangtua, tak ayal gigi palsunya saat ini hanyalah gigi palsu pada umumnya. Tentu saja hal ini melegakan bagi sang istri yang tak ingin suaminya terlihat hip hop. 

Perri, terkesan tenang dari penampilan tetapi binal dalam pola pikir. Penampilan adalah segalanya bagi pria penggemar fitness ini. Itulah mengapa Perri lebih sering menghabiskan waktunya dirumah daripada harus beredar tetapi penampilan tidak optimal. Hal ini sempat membuat keluarganya khawatir tetapi selang beberapa waktu mereka justru bersyukur tak perlu menggaji Satpam lagi mengingat bentuk tubuh Perri sudah mewakili. "Hanya seragam yang membedakan", imbuh adiknya suatu saat. Romantika kehidupan pria sopan ini cukup berliku sehingga sering terpikir olehnya suatu saat nanti akan membuat film dokumenter untuk menjabarkannya. 

Bersambung.....